 |
| Rumah dimana Hamsah dan Keluarga tinggal |
KLIKSULSEL.COM,WAJO - Siapapun tentu akan merasa iba jika melihat langsung kondisi kehidupan Hamsah (50) warga Kelurahan Paria Kecamatan Majauleng, kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Hamsah bersama istri dan keempat anaknya hanya menempati rumah, yang jauh dari kata layak menumpang diatas lahan orang lain.
Kondisi gubuknya sangat memprihatinkan, hanya berdinding kayu yang sudah keropos, lantai bale bambu serta, atapnya sudah bocor sebagian menggunakan terpal usang.
Didalam rumah Hamsah juga tidak terlihat barang-barang berharga, apalagi elektronik modern seperti pada umumnya. Bahkan untuk peneragannya di malam hari hanya menggunakan pelita
Jangankan cukup uang untuk membenahi rumahnya. Kata Hamsah, demi untuk bertahan hidup memenuhi kebutuhan sehari-hari istri dan anak-anaknya saja, dia hanya bekerja sebagai buru tani di lahan perkebunan orang.
Penderitaan Hamsah dan keluarga semakin terasa jika musim penghujan tiba. Pasalnya, atap rumah dari daun nipa itu sudah banyak yang hancur sehingga air masuk kedalam rumah.
"Kalau hujan semua merapat ke dinding tak ada yang tidur, karena atap rumah bagian tengah sudah bocor semua, apalagi pakaian mereka semua basah. Siang juga terik matahari masuk jadi kita panas," ungkap pemerhati Hamsah dan keluarga, Vairus.
Menurut pengakuan Hamsah sekeluarga juga belum pernah mendapat perhatian pemerintah setempat, mungkin karena keberadaannya yang jauh dari pemukiman warga.
"Memang dia tinggal jauh dari pemukiman warga, kalau mau kesana lewat samping KAU Majauleng masuk sekitar 3 kilometer, motor saja tidak bisa sampai kalau musim hujan," katanya.
Diapun berharap kepada seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Wajo maupun yang diluar Kabupaten Wajo, mau bersimpati meringankan beban Hamsah, minimal ada untuk memperbaiki atap rumah Hamsah, agar Hamsah dan keluarga bisa berteduh dengan nyaman.
