Iklan

Iklan

Pesta Demokrasi.?

Wednesday, January 17, 2024 WIB Last Updated 2024-01-17T08:31:29Z

 



PESTA DEMOKRASI

Oleh Andi Gusti Makkarodda 


Pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia disebut pesta demokrasi karena merupakan momen penting bagi rakyat untuk menentukan pemimpin dan perwakilannya.


Pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk mengevaluasi partai dan calon yang diusung oleh partai, sekaligus sarana rakyat mengekspresikan kedaulatan dan hak politiknya. Melalui pemilu, rakyat dapat memilih pemimpin dan perwakilannya yang dianggap mampu mewakili dan memperjuangkan aspirasi mereka dan membawa kemajuan bagi daerah, bangsa dan negara.


Istilah "pesta demokrasi" pertama kali dipopulerkan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1982. Saat itu, Soeharto menyampaikan pidato dihadapan para gubernur, bupati, dan wali kota se-Indonesia. Dalam pidatonya, Soeharto mengatakan bahwa pemilu harus dianggap sebagai sebuah pesta besar demokrasi.


Istilah "pesta demokrasi" memiliki beberapa makna. Pertama, pemilu merupakan momen yang dirayakan oleh rakyat. Dalam pemilu, rakyat dapat berkumpul bersama untuk memilih pemimpinnya. Momen ini dapat menjadi ajang untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.


Kedua, pemilu merupakan ajang kompetisi yang sehat. Dalam pemilu, para calon pemimpin dan calon perwakilan bersaing untuk mendapatkan suara rakyat. Persaingan ini harus dilakukan secara sehat dan demokratis.


Ketiga, pemilu merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Melalui pemilu, rakyat dapat menentukan pemimpin dan wakil yang dianggap mampu mewakili aspirasi mereka.


Negara lain juga ada yang menyebut pemilu sebagai pesta demokrasi. Misalnya, di Amerika Serikat, pemilu disebut sebagai "the greatest political show on earth". Istilah ini menggambarkan pemilu di Amerika Serikat yang selalu berlangsung meriah dan penuh kejutan.


Di India, pemilu disebut sebagai "the world's largest democratic exercise". Istilah ini menggambarkan pemilu di India yang diikuti oleh ratusan juta pemilih.


Namun, tidak semua negara menyebut pemilu sebagai pesta demokrasi. Misalnya, di China, pemilu disebut sebagai "people's congress". Istilah ini menggambarkan pemilu di China yang diselenggarakan oleh Partai Komunis China.


Apakah benar pemilu berlangsung dan dinikmati layaknya seperti pesta? Tentu tergantung cara tiap partai politik peserta pemilu dan kandidat mengikuti proses tahapan pemilu. 


Melihat realitas proses yang berjalan, nampaknya semua partai politik menunjukkan ketidaksiapan mengikuti pesta demokrasi. 


Hampir semua partai politik tidak memiliki basis suara yang jelas, partai politik tidak memiliki pemilih yang jelas. 


Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data pada hasil pemilu yang dari tahun ke tahun tidak linear pada setiap tingkatan. Akumulasi perolehan suara caleg Kabupaten dan akumulasi suara caleg Propinsi serta akumulasi perolehan caleg DPR RI dalam satu kabupaten tidak pernah sama. 


Hal tersebut menunjukkan bahwa pemilih tidak melihat ideologi, tidak melihat visi dan misi serta perjuangan partai politik.  Inilah kelemahan pemilu dengan sistem terbuka.


Hal tersebut diperparah karena gagalnya partai politik melakukan kaderisasi. Anggota partai politik yang terpilih pun tidak membunyikan suara kader partai, Aleg tidak membunyikan suara loyalis partai. 


Masa datang, anggota DPR RI, DPR Propinsi serta kabupaten/kota harusnya memperjuangkan supaya partai politik dibiayai oleh APBN dan APBD supaya partai politik mampu melakukan kaderisasi sehingga setiap kampanye pemilu, partai politik menjadi event organizer kampanye yang dihadiri oleh kader. Para caleg yang diusung oleh partai politik, cukup fokus menyiapkan diri menyampaikan ide dan gagasannya dalam membangun daerah, bangsa dan negaranya diatas panggung kampanye. 


**

Sebagai caleg yang ingin benar-benar mengikuti pesta demokrasi dengan nyaman maka triknya sederhana. Ibarat datang ke pesta; ikhlaskan teman anda jika berpindah pasangan dansa. Ibarat penyanyi. Ikhlaskan jika teman duet anda bernyanyi, ternyata ingin berduet dengan peserta pesta yang lain. Jangan lupa; jangan ikut-ikutan saweran.


Dengan demikian, apa pun hasil pemilu. Kita akan tetap merasakan kebahagiaan, layaknya usai mengikuti pesta beneran. Dan tidak akan ada ratapan didalam rumah anda, saat pesta telah usai. 


Wallahu a'lam bishawab

Komentar

Tampilkan

  • Pesta Demokrasi.?
  • 0

Terkini

Topik Populer

Iklan