Iklan

Iklan

GASPOL bersama Kelompok CIPAYUNG Plus dan OKP Se-Kota Makassar Menjalin Persatuan Mewujudkan Harapan

Thursday, December 23, 2021 WIB Last Updated 2021-12-23T08:20:17Z
KLIKSULSEL.COM, MAKASSAR - Dalam rangka menyambut Pemilu tahun 2024, Gerakan Alumni SKPP dalam Pendidikan Politik (GASPOL Makassar) mendukung program Bawaslu Republik Indonesia dalam menggiatkan edukasi tentang nilai-nilai demokrasi dan kepemiluan kepada masyarakat, khususnya pemuda dan mahasiswa (pemilih pemula) di Kota Makassar pada pukul 19.30-22.20 Wita, Selasa (21/12/2021).

Pada kegiatan secara daring zoom ini, Gaspol menggandeng Bawaslu Kota Makassar, Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan, dan Tim Asistenti Bawaslu Republik Indonesia sebagai pemateri diskusi serta kelompok CIPAYUNG Plus dan OKP kota Makassar (HMI, GMKI, GMNI, PMKRI, PMII, IMM, KMK UNHAS, dan PERMAHI) sebagai penanggap yang turut memboboti materi diskusi. Adapun tema diskusi tematik yang dibahas ialah “ Menjalin Persatuan Mewujudkan Harapan” (Pemilih Pemula Menyongsong Pemilu 2024).

Amsal, selaku Ketua GASPOL Makassar mengungkapkan bahwa secara rasional peserta pemilu (PARPOL) di Indonesia memiliki kemampuan dan metode yang berbeda-beda dalam mempersiapkan strategi menghadapi Pemilu tahun 2024. Oleh karena itu, pemilih (masyarakat) juga perlu dibekali dengan pemahaman tentang nilai-nilai demokrasi dan kepemiluan. Hal ini dimaksudkan supaya dapat membangun karakter pemilih yang rasional dalam menentukan pemimpim bangsa Indonesia ke depan. Pada kesempatan ini, GASPOL telah mengadakan diskusi tematik, diisi oleh tiga pemateri yang masing-masing memberikan sudut pandangnya terkait peran dan fungsi pemilih pemula dalam menghadapi pemilu tahun 2024.
Saiful Jihad (Komisioner Bawaslu Provinsi SULSEL) mengungkapkan bahwa posisi generasi muda dan lebih khusus Pemilih pemula dalam setiap agenda kontestasi politik sangat strategis. Sayangnya, saat bicara tentang pemilih pemula, mereka lebih banyak ditempatkan sebagai objek ketimbang subjek dari pendidikan demokrasi. Mereka disebut dan dikalkulasi sebagai sumber tambahan suara, bagaimana menaikkan partisipasi mereka untuk memberi pilihan dalam pemilu atau pemilihan. Kondisi seperti ini mesti menyadarkan pemilih pemula dan pemilih generasi muda, bahwa pemilu yang dihadirkan mestinya memihak pada penguatan ketercapaian kepentingan pemilih itu sendiri. Untuk itu pendidikan demokrasi yang melahirkan kesadaran personal dan komunitas pemilih generasi muda menjadi hal mesti dihadirkan. 

Pada ruang diskusi ini, inisiasi GASPOL dan kehadiran sahabat-sahabat kaum muda dari organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan memotori pendidikan demokrasi bagi kaum muda menjadi penting dan strategis. Oleh karena itu, apa yang dilakukan oleh GASPOL Makassar menjadi sangat strategis dan berharap menjawab harapan di atas.
Abd. Hafid (Komisioner Bawaslu Kota Makassar) mengungkapkan bahwa, “Kegiatan dari teman-teman GASPOL sangat menarik, kami apresiasi dan sangat bermanfaat buat para generasi Millenial utamanya para pemilih pemula sebagai tema sentral yang dibahas dalam diskusi webiner tematik. Dan kami berharap kegiatan ini dapat berlanjut secara berkesinambungan, dan kolaborasi dengan organisasi Kemahasiswaan yang sudah bergabung agar tetap senantiasa menjaga silaturrahminya".

Masmulyadi (Tim Asistensi Bawaslu RI) berpendapat bahwa dari satu juta lebih pemilih berdasarkan pemuktahiran DPT berkelanjutan yang dilakukan KPU SULSEL, 30 persen adalah pemilih muda (17 – 30). Meski besar secara jumlah, tapi terfragmentasi. Oleh karena itu, kaum muda perlu mengorganisir diri dengan membangun jejaring positif dalam kerangka berpikir global yang selalu ber-aksi lokal. Apalagi menghadapi pemilu 2024 dengan aksi-aksi kolektif.
Adapun tanggapan yang disampaikan oleh kelompok CIPAYUNG Plus dan OKP ialah pertama, mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh GASPOL Makassar. Kedua, sistem demokrasi yg masih tergolong muda di Indonesia merupakan sistem yang harus dirawat. Perlu meninjau kembali sitem kelola demokrasi dan mencarikan solusi bagi pemilih pemula untuk menyampaikan pilihannya secara sehat. Ketiga, secara potensial Pemilih pemula dapat menjadi peluan dan sekaligus menjadi tantangan bagi kemajuan demokrasi Indonesia. Oleh karena itu, Pemuda (pemilih pemula) memiliki peranan penting dalam tatanan demokrasi, pemilih pemula harus mampu menyaring informasi secara kritis serta memberi informasi bagi masyarakat.
Pada kesimpulannya, Salwa (Sekretaris GASPOL) sebagai moderator menyimpulkan bahwa generasi muda punya potensi besar dalam Pemilu tahun 2024 dengan presentase 54 persen. 

Harapan di balik potensi ini ialah semoga generasi muda dapat menjadi pemilih pemula yang memiliki literasi politik sebagai bekal untuk menentukan pilihan dalam pemilu, sehingga pilihan yang dipilih benar-benar berdasarkan kemampuan dan rekam jejak yang positif. Harapan selanjutnya bahwa BAWASLU dan KPU sebagai penyelenggara PEMILU perlu tegas, konsisten, dan berintegritas dalam menjalankan aturan tanpa memandang status peserta pemilu.

Laporan: A Fatimah
Komentar

Tampilkan

  • GASPOL bersama Kelompok CIPAYUNG Plus dan OKP Se-Kota Makassar Menjalin Persatuan Mewujudkan Harapan
  • 0

Terkini

Topik Populer

Iklan